Bintang-bintang Berkedip

Di bawah langit Pusaka yang penuh bintang-bintang--yang seolah-olah sedang merapal doa-doa untuk kita--aku tersipu saat mendengar suaramu mengucapkan ijab qobul. Sebuah ucapan janji yang langsung kepada Allah bahwa kamu siap bertanggungjawab atas diriku. Kamu rela mengambil beban untuk menjaga dan menyayangi sepenuh hatimu agar terpenuhi separuh agamamu. 

Detik itu juga kamu telah menjadi suamiku. Suami yang akan kutaati sebagaimana mentaati kedua orang tuaku. Suami yang akan selalu kudengar nasehat dan bimbingannya sebagaimana ayah membimbingku dulu. Suami yang akan selalu bersamaku menjalani suka dan dukanya hidup ini. Suami yang rela menerima segala kekuranganku. Suami yang memilih aku sebagai teman hidup selama-lamanya. 

Di hadapan waliku, tamu undangan dan para saksi, juga di hadapan Tuhan dan malaikat-Nya, kita sama-sama berikrar semoga pernikahan kita membawa kebermanfaatan untuk sekitar, lebih-lebih untuk keluarga kita. 

Suamiku, perempuan yang kamu pilih menjadi istrimu ini memiliki segudang kekurangan yang barangkali akan membuatmu kaget. Yang barangkali akan membuatmu kecewa. Yang mungkin saja membuatmu kesal dan marah. Tapi semoga kamu tidak menyesal telah memilihku, ya. Sebagaimana aku yang sudah menyiapkan seluas-luasnya penerimaan akan dirimu. 

Kita akan mulai belajar bersama-sama. Bagaimana caranya agar kita sama-sama saling menerima. Saling menghargai. Saling memahami. Saling mengayomi dan merangkul. Juga saling menyayangi dan mengasihi. Aku sadar bahwa perjalanan kita tidak akan mudah setelah ini. Akan banyak masalah yang kita hadapi, untuk itu sekali lagi semoga kita diberi seluas-luasnya penerimaan agar dapat menjalani apapun itu dengan hati yang ikhlas. 

Terima kasih sekali lagi karena telah memilihku sebagai istrimu. Aku bersyukur dan beruntung dimiliki kamu. 

Pusaka, 20 April 2024. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rona Cinta di Langit Pusaka

Perempuan Masa Kini Harus Berdaya Tinggi