Perempuan Masa Kini Harus Berdaya Tinggi

Ada sebuah Maqolah  yang disampaikan oleh Ning Sheila Hasina di akhir pengajiannya di sebuah majlis taklim  yang artinya, “Bagaimana kita berharap anak-anak kita terdidik dengan baik jika dia diasuh oleh ibu yang tidak berpendidikan, maka jadilah terdidik sebelum kalian (perempuan) mendidik”. Tentu itu adalah pengingat dan nasehat yang luar biasa baiknya bagi perempuan yang mendengar, bahwasanya menjadi perempuan terdidik itu sangat penting mengingat perempuan adalah madrasah pertama dan utama bagi anak-anaknya. 

Ada benarnya kalimat, “Perempuan terlahir tiga kali. Pertama terlahir sebagai anak perempuan, kedua sebagai istri dan ketiga sebagai seorang ibu”. Ini menandakan bahwa perempuan memang sangat perlu berpendidikan tinggi jika dilihat betapa banyak peran yang diemban olehnya. 

Ketika menjadi seorang anak, perempuan tentu dituntut untuk menjadi anak yang sholehah, berbakti dan taat terhadap orang tua serta menjadi anak yang dapat membuat orang tua bangga dan bahagia lewat prestasi-prestasi di sekolah. Kedua ketika menjadi seorang istri, perempuan juga harus memiliki pengetahuan tentang bagaimana menjadi istri yang dapat membahagiakan suami, istri yang tidak hanya patuh dan taat pada perintah suami, tetapi istri yang juga mampu menjadi teman dan partner hidup yang baik bagi pendampingnya. Pentingnya menjadi menjadi istri yang baik ini banyak sekali dibahas dalam Al-Qur’an, yang berarti bahwa seorang istri perlu memiliki pengetahuan yang luas agar dapat mengabdikan dirinya kepada keluarga. Seperti yang pernah ditulis oleh seorang penulis bernama Fri Okta Fenni dalam karyanya yang berjudul “Menangkan Dulu Hati Lelaki Kita” pada tahun 2019 menjelaskan bahwa sebelum menjadi ibu yang baik, perempuan seharusnya lebih dulu menjadi istri yang baik bagi suaminya.  Sebab keharmonisan dan kemudahan perempuan dalam mendidik anak-anaknya terletak pada ridho suami. Jika suami ridho terhadap istri maka peran sebagai seorang ibu akan mudah untuk dijalani. Suami akan ikut andil dalam pengasuhan dan mudah diajak kompromi sebab dia telah ridho kepada isterinya. 

Namun, menjadi perempuan tidaklah mudah ketika banyak hal yang menjadi hambatan dalam menggapai pendidikan yang tinggi seperti; orang tua yang masih memiliki pemikiran bahwa anak perempuan tidak perlu pendidikan karena pada akhirnya akan menjadi ibu rumah tangga, budaya diskriminatif yang menganggap bahwa kesuksesan anak laki-laki lebih penting dan utama karena laki-laki akan menjadi punggung keluarga dan masih banyak masalah lain yang sangat tidak adil bagi perempuan hingga melemahkan semangat mereka dalam belajar dan menghapus mimpi-mimpi besar mereka dalam berkarir. Ditambah lagi mereka sudah kadung disibukkan dengan rutinitas rumah yang menyibukkan.

Ya, yang paling kejam adalah ketika ada anggapan bahwa kodrat perempuan adalah di rumah saja. Ini adalah pemahaman yang salah besar. Kodrat perempuan hanya tiga yaitu haid, hamil dan melahirkan. Selain itu perempuan bisa melakukan apa saja seperti laki-laki baik itu di rumah maupun di luar rumah. Bukan berarti menjadi ibu rumah tangga akan mengekang kreativitas dan minat perempuan dalam melakukan sesuatu yang dia sukai. Justru menjadi ibu rumah tangga juga butuh pengetahuan bagaimana seharusnya menjadi ibu yang baik serta sangat penting menyiapkan pengetahuan guna menjadi bekal dalam mengasuh anak-anaknya. Artinya bahwa perempuan memiliki hak dan ekstensi yang sama dengan laki-laki bahkan perempuan jauh lebih mampu untuk menjalani multi peran, di sampaing sebagai ibu rumah tangga juga bisa menjadi wanita karir yang dapat bekerja di luar rumah setelah menyelesaikan tugas dan kewajibannya sebagai pengatur rumah tangga. Tentu perempuan dapat melakukan itu dengan disiplin dan teratur. 

Masalahnya adalah adakah kesempatan lain untuk perempuan belajar di luar  pendidikan formal seperti melanjutkan pendidikan SMA atau Universitas? Semisal karena banyak kendala dan hambatan yang membuatnya tidak bisa melanjutkan pendidikan. Apakah belajar hanya bisa dilakukan di bangku sekolah? Jawabannya tidak. Belajar bisa dilakukan dimana saja, kapan saja dan dengan siapa saja. Selama tujuan dan prosesnya belajar maka itu bisa dikatakan sebagai usaha untuk meningkatkan daya dan kemampuan. 

 Apalago di jaman yang serba maju ini dengan teknologi yang makin canggih memberikan kesempatan kepada perempuan untuk belajar dengan mudah. Tidak harus belajar di sekolah atau di kampus, mereka dapat belajar dengan leluasa hanya lewat internet. Mencari refrensi tentang resep-resep masakan enak, cara merapikan rumah, cara menata buku belajar anak atau kemampuan lain yang berguna bagi rumah tangga. Selain itu juga banyak sekali topik-topik menarik yang bisa dipelajari oleh perempuan yang minat untuk bekerja seperti; bagaimana meningkatkan kemampuan berdagang, cara membangun usaha rumahan, tutorial menggunakan mesin jahit dan masih banyak lagi. Mereka dapat dengan mudah meningkatkan skill untuk bekerja dengan bermodalkan hp atau laptop sembari mengasuh anak-anak di rumah. Membaca dan mencari pengetahuan tentang apa saja juga dapat diakses dengan mudah, tentang agama, sains, parenting, psikologi, tentang isu-isu dunia, atau kisah-kisah inspiratif perempuan lain yang dapat dijadikan bahan pembelajaran. Tentu saja kesempatan itu sudah terbuka dengan luas, tinggal bagaimana perempuan membulatkan tekadnya untuk berkembang. Juga bagaimana menentukan skala prioritas agar rumah tangga dan pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik.
Namun, apakah tantangan perempuan untuk belajar hanya sampai di sana? Tidak. Justru karena perkembangan teknologi yng makin canggih dengan akses yang mudah membuat banyak perempuan terlalu berambisi untuk melakukan apa saja yang mereka mau. Karena tidak sedikit perempuan jaman sekarang yang bekerja dan sibuk membangun karir, tetapi juga sangat banyak yang mengabaikan pengasuhan terhadap anak-anak. Hingga akses pendidikan dan belajar itu bukannya digunakan dengan baik untuk mengasuh dan mengurus rumah tangga, tetapi justru menjadi masalah baru. Sebagai contoh anak-anak jaman sekarang lebih suka bermain gadget dibanding bermain petak umpet bersama teman-temannya, anak-anak yang menangis lebih sering disodorkan hp oleh ibunya dengan alasan agar anaknya berhenti merengek. Dan benar saja, hp menjadi solusi atas masalah yang terjadi dalam pengasuhan. Tentu ini memperihatinkan. Anak-anak yang seharusnya diasuh dengan pengetahuan ibunya malah diasuh oleh hp yang bikin candu. Tentu ini adalah sebuah pengabaian terhadap tugas sebagai seorang ibu. 

Itulah pentingnya perempuan harus berdaya. Perempuan harus berilmu. Tetapi lebih penting dari itu, perempuan harus pandai memilih dan memilah pengetahuan yang sekiranya bermanfaat bagi perkembangan dirinya dalam mengatur rumah tangga dan mengasuh anak-anaknya. Di jaman yang serba terbuka dan mudah ini perempuan dituntut untuk memiliki kemampuan literasi yang baik agar dapat mengolah informasi dan pengetahuan yang seharusnya. Sebab pengetahuan yang ada pada perempuan sesungguhnya tidak hanya berguna bagi dirinya tetapi berguna bagi suami ketika dia menjadi istri dan berguna bagi anak-anaknya ketika dia menjadi seorang ibu. Maka di sinilah letak kehebatan perempuan ketika dia mampu menjalankan peran-perannya itu dengan baik. 

Menjadi perempuan masa kini memiliki tantangannya tersendiri. Mereka dituntut untuk berdaya tinggi agar dapat melahirkan generasi-generasi yang cemerlang. 
Dalam sebuah hadist Rasulullah SAW menyatakan bahwa “Wanita adalah tiang negara, jika baik wanitanya maka baiklah negaranya dan jika rusak wanitanya maka rusak pula negaranya”. Ini bermakna bahwa masa depan bangsa tergantung pada wanitanya sebab wanita hebat akan melahirkan generasi hebat yang nantinya akan menjadi penerus bangsa. Adalah pula kata ustadz Felix Siauw bahwa “Jika laki-laki itu berwatak buruk maka sesungguhnya dia sedang merusak dirinya sendiri, tetapi jika wanita berwatak dan berlaku buruk, maka sesungguhnya wanita tersebut sedang merusak keluarganya, suaminya dan anak-anaknya.” 

Betapa beratnya menjadi perempuan, tetapi bukankah kemuliaan dan derajat yang tinggi memang didapatkan dengan usaha yang berat? 
Maka, jadilah perempuan yang memiliki kualitas tinggi di masa kini. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bintang-bintang Berkedip

Rona Cinta di Langit Pusaka